Resensi Buku "DISKURSUS MUNASABAH
AL-QUR'AN DALAM TAFSIR AL-MISBAH"
oleh
Muhammad
Huda
Identitas
Buku:
Judul
Buku: Diskursus Munasabah Al-Qur'an Dalam Tafsir Al-Misbah
Penulis:
DR. Hasani Ahmad Said, M.A
Penerbit:
Amzah
Cetakan:
Pertama
Jumlah
Halaman: xxxiii+294 hlm. ;23 cm
Jumlah
Bab: 5
Tahun
Terbit: April 2015
Ulasan/Pembahasan
Hal 1-80
A.
Munasabah Dalam kajian Al-Qur'an
kajian tentang munasabah berawal dari kenyataan bahwa
sistematika urutan ayat-ayat atau surah-surah al-quran sebagaimana terdapat
dalam mushaf utsmani sekarang tidak berdasarkan pada kronologis turunnya.
Padahal Di surat Hud (11):1 Menjelaskan :
Alif Lam Ra. (inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan
rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah)
yang mahabijaksana,Mahateliti.
Jadi Dengan adanya ayat diatas menegaskan bahwa ayat-ayat
Al-quran sudah pasti disusun dengan rapi.
Al-Qhurthubi juga menegaskan:
Menurut Al-qurthubi, surah Al-Nisa ayat 82 tersebut
menjelaskan bahwa salah satu mukjizat Al-quran adalah tidak ada pertentangan
sedikitpun dari sisi hubungan antara ayat-ayat dan surah-surahnya.
B. Melacak Tradisi Awal Munasabah
Di dalam Bukunya Bapak Hasani juga meuliskan bahwa secara
umum susunan ayat Alquran memiliki keunikan yang luar biasa.
Lalu ditegasakan juga melaui penggalan kalimat dari Ulum
alquran yang dikenal dengan asbabul nuzul yaitu :
Tidak diragukan lagi bahwa alquran terdiri dari susunan ayat
dan surah. ayat-ayatnya diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
membutuhkan.
Kemudian Mengenai Peran Ilmu Munasabah Di situ juga
dijelaskan Bahwa Ilmu munasabah bisa jadi berperan menggantikan ilmu asbab
al-nuzul apabila seseorang tidak mengetahui sebab turunnya suatu ayat, tetapi
mengetahui korelasi ayat dengan ayat yang lain.
Setelah mengurai penjelasan diatas dibawah ini akan
dikemukakan munasabah dalam perspektif ilmuwan alquran klasik dan modern,
termasuk menurut perspektif orientalis.
C. Munasabah Perspektif pakar Ilmuwan Al-Qur’an Dari Klasik
hingga Pramodern
Bapak Hasani Juga menjelaskan dalam bukunya pada dasarnya
perdebatan munasabah berkaitan dengan tartib al suwar dan tartib al ayat.
Lalu ditegaskan lagi oleh Al suyuthi dalam Al itqan
memberikan informasi bahwa ada tiga sumber kronologis pewahyuan surah yaitu
Ibnu Abbas, manuskrip karya umar bin Muhammad bin Abdil Kahfi, serta Ikrimah
dan Husain bin Al Hasan.
Yang penjelasannya yaitu:
Sumber yang berasal dari Ibnu Abbas dan umar ternyata berbeda
dengan mushaf yang ada sekarang. Dua sumber itu hanya menyebutkan 113 surah
(minus surah Al-Fatihah) yang terbagi menjadi dua periode, yaitu
mekkah(makkiyah) sebanyak 85 surah dan Madinah(madaniyah) sebanyak 28 surah.
Sementara itu sumber dari Ikrimah tampil lebih beda dengan 111 surah, 82 surah
diantaranya termasuk kedalam kategori makkiyah dan 29 surah lainnya termasuk
dalam kategori madaniyah. Adapun yang menarik dalam surah ini tidak ditemukan
surah Al-Fatihah.
D. Munasabah Dalam Tinjauan Ilmuwan AL-Qur’an Kontemporer
"Ketika berbicara tentang kajian alquran, atau lebih
spesifik lagi pada tataran alquran kontemporer, terdapat tiga bidang kajian
yang mesti di bedakan, yaitu tesk orisinil islam, pemikiran islam yang dianggap
sebagai bentuk interpretasi atas teks, dan perwujudan praktek sosio-historis
yang berbeda-beda",Ungkap Bapak Hasani dalam bukunya.
E. Menyoal Munasabah: Respons Terhadap Kritik Ilmuwan Barat
Dan Orientalis.
Dalam
pembahasan kali ini Bapak Hasani mengutip berbagai ayat Yaitu:
Alquran menyatakan dirinya sebagai kitab yang terhindar
dari keraguan (la raiba fih),QS. Al Baqarah (2):2 dijamin auntetitasnya (wa
inna lahu lahafizhun),QS. Al Hijr (15):9, dan bahkan sampai saat ini tidak ada
tandinganya (ala an ya’tu bimitsli hadza Al-quran la ya’tuna bimitslih)QS. Al
Isra (17) : 88.
"Meskipun demikian, telah terjadi pergesran cara oandang
dikalangan sarjana terhadap Alquran sejak sebelum akhir abad XX", Ungkap
Bapak Hasani.
Bapak Hasani Juga menyatakan pada masa modern seperti sekarang
ini, gerakan-gerakan itu muncul dan hampir mirip dengan fenomena di atas, baik
mengatasnamakan lembaga maupun perorangan. Hal ini dipengaruhioleh tren
pemikiran yang sedang berkembang dan pada umumnya datang dari pemikir barat,
diluar afiliasi keagamaan. Pada awal pergerakan, tren besar itu muncul melalui
para orientalis secara sadar ataupun tidak. Namun, pada kenyataannya sekarang,
tidak hanya muncul dari kalangan orientalis, tetapi sudah ada percikan dari
cikal bakal pemikiran orientalis yang menular kepada sarjana muslim yang
berupaya “membongkar” Al-Quran.
Saya sangat
setuju dengan pernyataan diatas, Karena memang pada zaman yang sudah sangat
modern ini seseorang sangat mudah sekali terpengaruh oleh budaya-budaya negatif
yang masuk. Terutama kalangan pemuda banyak sekali dari mereka yang tidak
teliti terhadap mana budaya yang baik dan mana yang buruk.
Keunggulan:
Keunggulan buku ini yaitu kaya akan pendapat dari ulama-ulama dan ayat-ayat alquran. Buku ini juga membantu pembaca mudah memahami dengan adanya catatan kaki di setiap kutipannya.
Kelemahan:
Dalam Buku ini banyak kata-kata asing yang sulit dipahami pembaca. lalu juga kurangnya gambar atau ilustrasi di dalam buku ini.
Kesimpulan:
Al-Qur'an merupakan kitab yang sempurna yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang tidak dapat diragukan lagi isinya maupun kerapian ayatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar