Minggu, 15 November 2015

MENGAMATI PENTINGNYA AL-QUR'AN DENGAN ILMU MUNASABAH

Resensi Buku "DISKURSUS MUNASABAH AL-QUR'AN DALAM TAFSIR AL-MISBAH"
oleh
Muhammad Huda

Identitas Buku:

Judul Buku: Diskursus Munasabah Al-Qur'an Dalam Tafsir Al-Misbah

Penulis: DR. Hasani Ahmad Said, M.A

Penerbit: Amzah 


Cetakan: Pertama

Jumlah Halaman: xxxiii+294 hlm. ;23 cm

Jumlah Bab: 5

Tahun Terbit: April 2015

Ulasan/Pembahasan Hal 1-80

A. Munasabah Dalam kajian Al-Qur'an

kajian tentang munasabah berawal dari kenyataan bahwa sistematika urutan ayat-ayat atau surah-surah al-quran sebagaimana terdapat dalam mushaf utsmani sekarang tidak berdasarkan pada kronologis turunnya.
Padahal Di surat Hud (11):1 Menjelaskan :
Alif Lam Ra. (inilah) Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, (yang diturunkan) dari sisi (Allah) yang mahabijaksana,Mahateliti.
Jadi Dengan adanya ayat diatas menegaskan bahwa ayat-ayat Al-quran sudah pasti disusun dengan rapi.

Al-Qhurthubi juga menegaskan:
Menurut Al-qurthubi, surah Al-Nisa ayat 82 tersebut menjelaskan bahwa salah satu mukjizat Al-quran adalah tidak ada pertentangan sedikitpun dari sisi hubungan antara ayat-ayat dan surah-surahnya.

B. Melacak Tradisi Awal Munasabah

Di dalam Bukunya Bapak Hasani juga meuliskan bahwa secara umum susunan ayat Alquran memiliki keunikan yang luar biasa.
Lalu ditegasakan juga melaui penggalan kalimat dari Ulum alquran yang dikenal dengan asbabul nuzul yaitu :
Tidak diragukan lagi bahwa alquran terdiri dari susunan ayat dan surah. ayat-ayatnya diturunkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan.

Kemudian Mengenai Peran Ilmu Munasabah Di situ juga dijelaskan Bahwa Ilmu munasabah bisa jadi berperan menggantikan ilmu asbab al-nuzul apabila seseorang tidak mengetahui sebab turunnya suatu ayat, tetapi mengetahui korelasi ayat dengan ayat yang lain.

Setelah mengurai penjelasan diatas dibawah ini akan dikemukakan munasabah dalam perspektif ilmuwan alquran klasik dan modern, termasuk menurut perspektif orientalis.

C. Munasabah Perspektif pakar Ilmuwan Al-Qur’an Dari Klasik hingga Pramodern

Bapak Hasani Juga menjelaskan dalam bukunya pada dasarnya perdebatan munasabah berkaitan dengan tartib al suwar dan tartib al ayat.

Lalu ditegaskan lagi oleh Al suyuthi dalam Al itqan memberikan informasi bahwa ada tiga sumber kronologis pewahyuan surah yaitu Ibnu Abbas, manuskrip karya umar bin Muhammad bin Abdil Kahfi, serta Ikrimah dan Husain bin Al Hasan.

Yang penjelasannya yaitu:
Sumber yang berasal dari Ibnu Abbas dan umar ternyata berbeda dengan mushaf yang ada sekarang. Dua sumber itu hanya menyebutkan 113 surah (minus surah Al-Fatihah) yang terbagi menjadi dua periode, yaitu mekkah(makkiyah) sebanyak 85 surah dan Madinah(madaniyah) sebanyak 28 surah. Sementara itu sumber dari Ikrimah tampil lebih beda dengan 111 surah, 82 surah diantaranya termasuk kedalam kategori makkiyah dan 29 surah lainnya termasuk dalam kategori madaniyah. Adapun yang menarik dalam surah ini tidak ditemukan surah Al-Fatihah.

D. Munasabah Dalam Tinjauan Ilmuwan AL-Qur’an Kontemporer

"Ketika berbicara tentang kajian alquran, atau lebih spesifik lagi pada tataran alquran kontemporer, terdapat tiga bidang kajian yang mesti di bedakan, yaitu tesk orisinil islam, pemikiran islam yang dianggap sebagai bentuk interpretasi atas teks, dan perwujudan praktek sosio-historis yang berbeda-beda",Ungkap Bapak Hasani dalam bukunya.

E. Menyoal Munasabah: Respons Terhadap Kritik Ilmuwan Barat Dan Orientalis.

Dalam pembahasan kali ini Bapak Hasani mengutip berbagai ayat Yaitu:
Alquran  menyatakan dirinya sebagai kitab yang terhindar dari keraguan (la raiba fih),QS. Al Baqarah (2):2 dijamin auntetitasnya (wa inna lahu lahafizhun),QS. Al Hijr (15):9, dan bahkan sampai saat ini tidak ada tandinganya (ala an ya’tu bimitsli hadza Al-quran la ya’tuna bimitslih)QS. Al Isra (17) : 88. 
"Meskipun demikian, telah terjadi pergesran cara oandang dikalangan sarjana terhadap Alquran sejak sebelum akhir abad XX", Ungkap Bapak Hasani.

Bapak Hasani Juga menyatakan pada masa modern seperti sekarang ini, gerakan-gerakan itu muncul dan hampir mirip dengan fenomena di atas, baik mengatasnamakan lembaga maupun perorangan. Hal ini dipengaruhioleh tren pemikiran yang sedang berkembang dan pada umumnya datang dari pemikir barat, diluar afiliasi keagamaan. Pada awal pergerakan, tren besar itu muncul melalui para orientalis secara sadar ataupun tidak. Namun, pada kenyataannya sekarang, tidak hanya muncul dari kalangan orientalis, tetapi sudah ada percikan dari cikal bakal pemikiran orientalis yang menular kepada sarjana muslim yang berupaya “membongkar” Al-Quran.
Saya sangat setuju dengan pernyataan diatas, Karena memang pada zaman yang sudah sangat modern ini seseorang sangat mudah sekali terpengaruh oleh budaya-budaya negatif yang masuk. Terutama kalangan pemuda banyak sekali dari mereka yang tidak teliti terhadap mana budaya yang baik dan mana yang buruk. 

Keunggulan:

Keunggulan buku ini yaitu kaya akan pendapat dari ulama-ulama dan ayat-ayat alquran. Buku ini juga membantu pembaca mudah memahami dengan adanya catatan kaki di setiap kutipannya.

Kelemahan:

Dalam Buku ini banyak kata-kata asing yang sulit dipahami pembaca. lalu juga kurangnya gambar atau ilustrasi di dalam buku ini.

Kesimpulan:

Al-Qur'an merupakan kitab yang sempurna yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang tidak dapat diragukan lagi isinya maupun kerapian ayatnya.